Pesawat tempur F-5 TNI AU yang sudah menua direncanakan akan segera diganti dengan pesawat tempur yang lebih modern dan canggih. Beberapa kandidat penggantinya sudah di pelajari oleh pihak terkait, dimana keputusan akhirnya direncakanan akan di umumkan tahun 2015 nanti. Beberapa kandidat yang sudah santer terdengar menjadi pengganti F-5 TNI AU adalah Gripen E/F dari Swedia, Su-35 BM dari Rusia, Dassault Rafale dari Prancis, EF Thypoon dari UE, F-16 Block 60, F-15 dan F-18 Super Hornet dari US. Dua kandidat yang terakhir saya sebutkan baru muncul setahun belakang ini
Di
blog AnalisisMiliter.com ini, saya sudah menganalisa beberapa kandidat
dalam hal peluangnya menjadi pengganti F-5 TNI AU. Sebelumnya saya sudah
membahas 3 kandidat yaitu Su-35 BM, Dasault Rafale, dan Tambahan F-16
Hibah. Untuk membaca detail analisa saya terhadap ketiga kandidat
pengganti F-5 tersebut, silahkan klik masing-masing linknya.
F-16 Block 60/61 : varian F-16 Paling Canggih saat ini
Kali
ini, saya akan membahas kandidat ke empat pengganti F-5 TNI AU, yaitu
F-16 Block 60/61. Kenapa saya menyebut F-16 Block 60/61 bukan Block 60
saja? Ya karena tidak lain adalah saya ingin menekankan usulan
menggunakan radar yang lebih advanced dibanding dengan F-16 Block 60
yang dimiliki UEA. Sebagaimana kita ketahui bersama, varian tercanggih
F-16 saat ini adalah F-16 Block 60 yang di miliki oleh UEA. Sedangkan
F-16 Block 61 sendiri sejatinya belum ada karena belum di produksi.
Varian Block 61 ini sejatinya juga belum menjadi nama resmi, hanya saja
F-16 Block 60 UEA yang direncakan di upgrade menggunakan radar SABR/RACR
menggunakan kode Block 61 ini. Beberapa Negara lain yang menngupgrade
armada F-16 mereka juga menggunakan varian radar SABR/RACR ini.
Upgrade F-16 Taiwan menggunakan
radar SABR Northop Gruman
Kembali
ke usulan saya F-16 Block 60/61 sebagai pengganti F-5 TNI AU, maka mari
kita bahas satu persatu factor pertimbangan saya sehingga saya
menganggap bahwa F-16 Block 60/61 adalah kandidat yang layak
dipertimbangkan sebagai pengganti F-5 TNI AU. Memang pilihan ini
bukanlah pilihan absolute paling baik dan tepat bagi Indonesia, tetapi
mempertimbangkannya saya rasa tidaklah terlalu berlebihan.
Efek Gentar F-16 Block 60/61 di Kawasan Sekitar Indonesia
Pengganti
F-5 ini rencanya di umumkan pada tahun 2015, maka kemungkinan besar
pengganti F-5 ini baru bisa benar-benar operasional paling cepat di
tahun 2018-2020 nanti. Maka untuk melihat apakah F-16 Block 60/61 punya
efek gentar di kawasan, maka mari kita lihat apa yang menjadi lawannya
di kawasan. Sebagaimana kita ketahui,Australia sudah membeli puluhan
F-35 yang merupakan pesawat generasi ke 5. Australia juga memiliki 24
unit F/A-18 Super Hornet yang setengahnya sudah dikonversi menjadi
E/A-18 Growler yang dikhususkan untuk peperangan elektronika. Sedangkan
Singapura sendiri juga menunjukkan ketertarikan untuk membeli F-35, dan
Singapura juga sudah mengumumkan untuk mengupgrade puluhan F-16 Block 52
mereka menjadi standar F-16 Block 61 yaitu menggunakan radar SABR/RACR.
Itu artinya F-16 Singapura ini akan menjadi setara dengan F-16 Block 61
yang kita usulkan sebagai pengganti F-5 ini. Belakangan Singapura juga
diisukan menambah jumlah F-15 SG mereka secara diam-diam. Di sisi lain,
Malaysia juga dalam beberapa tahun kedepan akan menggantikan Mig-29
mereka dengan pesawat baru, dimana kandidatnya antara lain adalah
Gripen, Rafale, Super Hornet dan EF Typhoon.
Dengan
melihat hal ini, maka lawan ‘tanding’ F-16 Block 60/61 (jika terpilih
sebagai pengganti F-5) adalah F-35, F/A-18 Super Hornet, E/A-18 Growler,
F-15 SG, F-16 ‘setara’ Block 61 Singapura, Su-30 MKM dan MRCA Malaysia.
Melawan sederet pesawat tempur tetangga itu, saya rasa F-16 Block 60/61
cukup memiliki efek gentar membuat tetangga di kawasan berpikir ulang
untuk menggannggu Indonesia. Hal ini karena teknologi pada F-16 Block
60/61 juga relative canggih, apalagi sudah memiliki salah satu radar
AESA paling canggih saat ini.
Masalah Harga Yang Relatif Mahal
Memang
alutsista khususnya pesawat tempur generasi 4+ rata rata memiliki harga
yang mahal. Dari semua kandidat pengganti F-5 yang sudah saya sebut
diawal, hamper semua harga akuisisi diatas $100 juta/unitnya. Demikian
juga F-16 Block 60/61 juga tentunya relative mahal, dimana prediksi saya
mencapai $120 Juta/unitnya. Itu artinya untuk mengganti F-5 dengan satu
skuadron (16 unit) F-16 Block 60/61, setidaknya Indonesia harus
menganggarkan dana sekitar $2 Miliar. Sebuah nilai pembelian alutsista
yang sangat besar untuk ukuran Indonesia, bahkan lebih besar dari dari
nilai pembelian 3 unit Kapal Selam DSME-209 dari Korea Selatan yang
menelan dana sekitar $1.3 Miliar.
Memang
harga yang mahal ini cukup relative, karena kandidat lainnya juga
memerlukan dana akuisis yang tidak jauh beda dari nilai $2 Miliar
diatas.
F-16 Block 60/61 dan Project KFX/IFX Korea - Indonesia
Sebagaimana
kita ketahui bahwa saat ini Indonesia bekerjasama Korea Selatan sedang
mengembangkan pesawat tempur generasi 4.5 dengan nama Project KFX/IFX
sejak beberapa tahun lalu. Menariknya Lockheed Martin (LM) sudah
dipastikan akan membantu project ini sebagai bagian timbal balik karena
F-35 produksi LM sudah dipilih oleh Korea Selatan sebagai pemenang
tender FX-III. Banyak pihak di Indonesia yang sangsi apakah LM akan
membantu sepenuh hati Project KFX/IFX karena selain melibatkan Korea
Selatan juga melibatkan Indonesia yang bukan sekutu dekat Amerika.
Jika
F-16 Block 60/61 yang juga produk Lockheed Martin dipilih sebagai
pengganti F-5, maka Indonesia juga punya daya tawar yang besar agar LM
benar benar membantu project KFX/IFX. Itu artinya LM posisi tawar
Indonesia dan Korea Selatan bisa semakin besar untuk mendorong LM untuk
mendukung project KFX/IFX ini. Dari Korea Selatan, LM punya kepentingan
atas tender FX-III yang sudah dimenangkan F-35 dan dari sisi Indonesia,
LM punya kepentingan agar F-16 Block 60/61 dipilih sebagai pengganti F-5
TNI AU. Itu artinya Indonesia punya daya tawar untuk menjamin LM tidak
mengabaikan kepentingan Indonesia dalam Project KFX/IFX.
Kompatibilitas F-16 Block 60/61 dengan armada pertahanan udara Indonesia lainnya
F-16
Block 60/61 sejatinya adalah pesawat yang sangat berbeda dengan pesawat
yang ada di TNI AU saat ini. Bahkan dengan F-16 ‘setara’ Block 52
Indonesia yang baru tiba pun, ada perbedaan yang jauh dengan F-16 Block
60/61 ini. Sebagai contoh mesin, airframe, dan radar F-16 Block 60/61
sangat berbeda dengan mesin, airframe dan radar F-16 ‘setara’ Block 52
dan F-16 Block 15 OCU TNI AU. Sehingga bisa dibilang, walaupun sama sama
varian F-16, sejatinya pesawat ini benar benar berbeda dengan F-16 yang
dimilik Indonesia saat ini.
Pesawat
yang berbeda ini akan menambah banyak jenis pesawat tempur yang
beroperasi di TNI AU. Sebut saja F-16 menjadi 3 jenis yaitu F-16 Block
15 OCU, F-16 Block 25 Upgrade, dan F-16 Block 60/61. Ditambah lagi
armada Flanker TNI AU yang juga ada 4 jenis yaitu Su-27 SK, Su-27 SKM,
Su-30 MK dan Su-30MK2. Hal ini tentunya akan membuat masalah dalam
logistic dan maintenance bagi semua armada pesawat tempur TNI AU yang
jenisnya sangat beragam ini.
Namun
berita baiknya adalah senjata yang bisa digunakan di F-16 ‘setara’
Block 52 juga bisa digunakan di F-16 Block 60/61, meskipun ada beberapa
senjata yang bisa digunakan di F-16 Block 60/61 tidak bisa digunakan di
F-16 ‘setara’ Block 52. Type persenjataan yang relative sama dengan
senjata yang bisa dibawa F-16 ‘setara’ Block 52, setidaknya akan membuat
type senjata yang harus dibeli menjadi lebih sedikit. Hanya perlu di
perbanyak jumlahnya saja.
Faktor Ketergantungan Militer Kepada Amerika
Fakta
bahwa F-16 Block 60/61 adalah produk Lockheed Martin yang merupakan
perusahaan Amerika, sedikit banyak akan membuat Indonesia bergantung
kepada produk militer Amerika. Sebagai mana kita ketahui Militer
Indonesiasudah pernah mengalami embargo militer pada tahun 1999-2005
yang membuat Militer Indonesia menjadi sangat lemah ketika itu. Saat
ini, di Angkatan Udara Indonesia sudah ada 10 unit F-16 Block 15 OCU dan
akan datang 24 unit F-16 ‘setara’ Block 52 yang merupakan produk
Amerika. Bahkan pesawat tempur latih T-50i juga memiliki banyak sekali
komponen produk Amerika didalamnya. Belum lagi pesawat angkut militer
dan Helikopter. Yang relative berbeda jauh ‘hanyalah’ 16 unit Su-27/30
yang merupakan produk Rusia.
Jika
ditambah dengan F-16 Block 60/61, maka alutsista Militer Indonesia akan
semakin banyak produk Amerika, dan sedikit banyak akan membuat
Indonesia lebih condong ke Amerika. Satu sisi ini akan menjadi negative
karena Indonesia akan semakin bergantung kepada Amerika. Jika terjadi
embargo militer dari Amerika ke Indonesia, ini bisa menjadi mimpi buruk
seperti ketika tahun 1999-2005. Namun saya melihat, Amerika sudah tidak
bisa segampang dulu mendikte Indonesia karena Amerika bukan se-super
power dulu (sudah ada China sebagai saingannya) dan Indonesia sendiri
tidaklah selemah dahulu. Amerika pasti berpikir berulangkali jika ingin
menjatuhkan embargo militer lagi ke Indonesia, karena Amerika punya
kepentingan besar atas Indonesia untuk membendung pengaruh China di Asia
Pasifik.
Disisi
lain, semakin banyaknya alutsista buatan Amerika di Angkatan Udara
Indonesia jika F-16 Block 60/61 di pilih sebagai pengganti F-5, maka ini
bisa menjadi satu peluang baik untuk membangun sebuah angkatan udara
yang bisa terkoneksi dalam Network Centryc Warfare. Hal ini karena
membuat system ini akan lebih mudah jika pesawat tempur TNI AU berasal
dari produk dengan standart NATO, bukan kombinasi NATO dan Rusia,
seperti yang ada saat ini.
Kesimpulan : F-16 Block 60/61 Layak Dipertimbangkan sebagai Pengganti F-5 TNI AU
Dengan
berbagai pertimbangan factor diatas, saya rasa pemilihan F-16 Block
60/61 sebagai pengganti F-5 TNI AU cukup masuk akal untuk dilakukan
Indonesia. Memang tidak bisa dipastikan bahwa ini adalah pilihan
terbaik, namun saya rasa memilih F-16 Block 60/61 ini sebagai pengganti
F-5 memiliki beberapa nilai positif bagi Indonesia. Dan memang tidak
bisa di pungkiri juga bahwa selain nilai positifnya, pilihan ini juga
memiliki beberapa dampak negative bagi Indonesia.
Namun
apapun yang akan dipilih pemerintah baru Indonesia nantinya, kita
berharap Kekuatan Militer Indonesiaakan semakin kuat dan membuat
Indonesia semakin disegani oleh Negara Negara di kawasan. Ini untuk
menjamin bahwa tidak ada Negara manapun yang berani mengganggu
kedaulatan NKRI. Sekian dari saya, salam!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar